Tafisiran historis Kritis Kisah para rasul 5:1-25 ananias dan safira

Penafsiran Kisah Para Rasul 5:1-25
dengan menggunakan Metode Historis Kritis
I.                   Pendahuluan
Untuk mnemukan pesan dari setiap teks Alkitab, maka para teolog berusaha untuk menafsir Alkitab dengan berbagai metode. Metode yang umum digunakan dalam menafsir ialah metode Historis Kritis. Dan dibawah ini, penulis akan menafsirkan teks Alkitab yang diambil dari Kisah Para Rasul dengan metode Historis Kritis. Dan untuk lebih jelasnya mari kita baca penafsiran berikut ini. 
II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Metode Penafsiran Historis Kritis
Historis Kritis adalah salah satu metode penafsiran yang memahami makna teks secara historis (sejarah) atau memahami teks berdasarkan konteks dan situasi kehidupan (Sitz im leben).[1] Historis Kritis merupakan sebuah metode yang sangat diperlukan untuk menggali kebenaran isi Alkitab dari segi sejarahnya.[2] Selain itu metode ini juga merupakan suatu analisa terhadap suatu teks yang mana berbentuk dokumen yang memiliki sebuah sejarah atau apakah yang diisi dari teks tersebut adalah menceritakan tentang sejarah.[3]
2.2.Tujuan Historis Kritis
Tujuan dari metode historis kritis adalah untuk menemukan arti makna dari sebuah teks dengan mengutamakan dari segi kesejarahannya secara kritis dan sistematis serta menjaga agar penafsir-penafsir tidak memaksakan teks dari kebudayaan seseorang ke dalam horizon pengertian masa kini. Tujuannya agar menjangkau teks asli yang dapat dipercaya dengan mempelajarinya.[4]
2.3.Pengantar Kitab Kisah Para Rasul
2.3.1.       Kitab Kisah Para Rasul
Kitab Kisah Para Rasul adalah sambungan Injil Lukas dan kedua kitab tersebut merupakan kesatuan dan ditulis untuk orang yang sama (Teofilus), baik Injil yang menceritakan kehidupan dan pengjaran Yesus, maupun Kisah Para Rasul yang menceritakan bagaimana pekerjaan Yesus telah berkembang menjadi gerakan Kristen di seluruh dunia.[5] Kitab Kisah Para Rasul lebih banayk menceritakan pengalaman Paulus dalam mengabarkan Injil. Kisah Para Rasul juga menceritakan sejarah gereja Kristen. Kisah Para Rasul berisikan tindakan dan kejadian-kejadian luar biasa, hal-hal yang menentukan sejarah selanjutnya yang pantas dikenang oleh umat Kristen, meskipun tidak menyangkut Yesus sendiri di bumi.[6]
2.3.2.      Latar Belakang Kitab Kisah Para Rasul
Dalam sebuah naskah dari bagian terakhir abad kedua sesudah Kristus, sudah terdapat nama “Kisah Para Rasul”. Disebut nama demikian karena isi kitab ini hampir semuanya menceritakanpekerjaan Para Rasulsetelah TuhanYesusnaikkesurga (Kis 1:9-14). Inti Kitab ini terutama menonjolkan perbuatan dan pekerjaan pemberitaan injil oleh dua Rasul Tuhan, yaitu Rasul Petrus (Ps.1:12) dan Rasul Paulus (Ps. 13-28). Kitab ini sudah sejak semula disebut Kisah Para Rasul dan tercantum di kanon Alkitab. Dalam kanon Muratorianus  (+- 200 sesudah Kristus). Yang memuat daftar kitab-kitab sebagaimana menurut anggapan umum, termuat ke dalam perjanjian Baru, maka kitab ini tercantum nama “Kisah Para Rasul”.[7]
2.3.3.      Tempat dan Waktu Penulisan Kitab Kisah Para Rasul
Kisah Para RasuldiselesaikanagakjauhsedemikiansesudahInjil Lukas, selakupatokankira-kiratahun 85.[8] Mengenai soal tempat penulisan sama sekali tidak ada ketentuan, Lukas, orang Siria dari Anthiokia, yang pekerjaannya adalah tabib, menjadi Rasul, dan kemudian mengikuti Paulus sampai ia wafat. Lukas meninggal di Boiotia letaknya di tanah Yunani, penuh dengan Roh Kudus pada umur 84 tahun tanpa istri dan anak, sesudah ia melayani Tuhan dengan tidak menyimpang. Sesudah ada injil, yakni injil Matius yang ditulis di tanah Yudea dan Injil Markus di Italia, ia mengarang Injil ini didorong oleh Roh Kudus.[9]
2.3.4.      Penulis Kitab Kisah Para Rasul
Secara umum, hampir semua umat Kristiani mengakui bahwa penulisnya adalah Lukas. Meskipun dalam kitab Kisah Para Rasul nama Lukas tidak disebutkan, namun ada disebutkan “ayat-ayat kami”. Yakni ayat-ayat dimana Lukas memakai perkataan “kami”, dengan jelas menunjukkan kepada Lukas sebagai penulis.[10] Ada beberapa alasan kuat sebagai indikasi untuk membuktikan bahwa Lukas penulis Kitab Para Rasul, yakni:
a.      Dari Penerimaan Surat
Penerimaan surat ini adalah Teofilus. Dan surat ini merupakan yang kedua ditujukan kepada Teofilus. Dari empat kitab Injil hanya Lukas yang ditujukan kepada Teofilus (Luk 1:1-2). Dari sini semakin nyata indikasi bahwa Lukaslah Pengarangnya.
b.      Dari Pembukuan Surat
Isi Kitab Para Rasul merupakan sambungan atau kelanjutan Kitab Injil Lukas
c.       Bahasa Surat
Kitab Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasulditulis dengan bahasa Yunani. Hal iitu karena Lukas adalah seorang kafir (bukan orang Yahudi), yang telah menerima pendidikan sastra Yunani kuno. Selain itu seorang terpelajar yang mahir akan kebudayaan Ibrani. Dalam kitab (Kol. 4:14; Fil 24) menyebut Lukas sebagai teman sekerja Rasul Pulus yang bersunat.[11]
2.3.5.      Sumber Penulisan Kitab Kisah Para Rasul
Mengenai sumber-sumber Kisah Para Rasul, maka pertama-tama dikemukakan bahwa pemeriksaan yang teliti menyatakan bahwa kesatuan gaya-bahasanya adalah lebih bulat dibandingksn dengan Injil Lukas. Oleh karena haya bahasanya terlihat pengaruh bahasa Aram di sana-sini, maka boleh jadi untuk bagian ini juga dipergunakan sumber tertulis. Tentang “bagian kami”, juga adalah berdasarkan sumber-sumber istimewa yang agaknya merupakan catatan pribadi. Yang menarik perhatian ialah bahwa, dipandang dari sudut gaya-bahasa, bagian ini tidak dapat dibedakan dari keseluruhan. Lukas mungkin menciptakan “Kami” ini justru karena penggambarannya secara umum.[12] Hal yang sama berlaku bagi anggapan bahwa pengarang memiliki suatu catatn perjalanan-perjalanan Paulus karena adanya pasal 13-16, yang mengandung catatn-catatn singkat mengenai tempat-tempat yang disinggahinya, tuan rumahnya, dll.[13]
2.3.6.      Ciri-Ciri Kitab Kisah Para Rasul
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas kitab Kisah Para Rasul, yaitu:
·         Gereja: Kitab ini menyatakan sumber kuasa dari sifat sejati misi gereja. Bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada tiap angkatan
·         Roh Kudus: Oknum ketiga dari tirinitas disebut secara khusus lima puluh kali, baptisan dalam pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa Ilahi (Kis. 1:8), keberanian (Kis. 4:31), ketakutab yang kudus akan Allah (Kis. 5:3), kebijaksanaan (Kis. 6:3), dan bimbingan (Kis. 16:6-20)
·         Amanat Gereja Mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus, dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab PB lainnya.
·         Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya sempurna.
·         Tanda-tanda, keajaiban-keajaiba, dan mukjizat-mukjizat: Pernyataan ini menyertai pekabaran injil di dalam kuasa Roh Kudus.
·         Penganiayaan: Pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dengan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun sekular.
·         Wanita: Keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejawi.
·         Kemenangan: Tembok pemisahan (nasional, agama, budaya, suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya injil.[14]
2.3.7.      Tujuan Penulisan Kitab Kisah Para Rasul
Lukas mengumpulkan keterangan dari saksi mata tentang kehidupan Yesus dan pengikut-pengikutNya. Ia menulis keterangan ini dalam dua naskah yang sekarang disebut kabar baik (Injil) yang disampaikan oleh Lukas dan Kisah Para Rasul. Keduanya merupakan bagian dari Perjanjian Baru. Bagian pendahuluan pada permulaan Injil Lukas adalah pendahuluan untuk kedua tulisan tersebut. Ada kesinambungan antara dua tulisan ini yang memiliki satu tujuan. Tujuan itu adalah untuk memberikan suatu laporan teratur tentang segala sesuatu yang berlangsung diantara Yesus dan pengikut-pengikut-Nya. Tulisan Lukas mencakup informasi geografis dan historis yang terperinci. Ia mengaitkan peristiwa-peristiwa di dalam kehidupan Yesus dan pengikut-Nya dengan peristiwa-peristiwa politis pada waktu itu. Lukas menulis cerita-cerita ini dalam bahasa Yunani untuk orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi yang berbahasa Yunani.[15] Tujuan mendalam Lukas dalam menuliskan surat ini ialah meneguhkan iman dan memberikan bukti sejarah yang dapat dimengerti tentang pernyataan Allah kepada manusia dalam karya Kristus, baik melalui jalan kehidupan pribadi-Nya maupun melalui jalan kehidupan pribadi-Nya maupun melalui gereja-Nya.[16]
Melihat tujuan pengarah Kisah Para Rasul yang mencantumkan Teofilus yang merupakan seorang yang terkemuka dari antara orang yang bukan Yahudi menggambarkan pekerjaan orang bersaksi untuk meyakinkan bukan hanya orang Yahudi namun pekerjaan bersaksi ini harus sampai ke ujung bumi dan kepada semua orang tanpa terkecuali.[17]
Kata “saksi” dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dari setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Kisah Para Rasul merupakan buku pedoman misi terbaik yang pernah ditulis. Kisah Para Rasul berakhir dengan tiba-tiba, seolah-olah tidak selesai. Kitab-kitab Injil memperlihatkan memperlihatkan karya Yesus Kristus di dunia dan Kisah Para Rasul memberikan lanjutan karya Allah melalui karya Roh Kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di kota agama bangsa Yahusi, dan diakhiri dengan pemberitaan injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.[18]
2.3.8.      Tema-tema Teologis
Tema-tema Teologis Kisah Para Rasul ialah,
a)      Yesus naik ke Sorga (Kis.1:1-11). Kenaikan Yesus ke surga adalah akhir dari masa agama Yahudi dan sekaligus permulaan dari masa gereja.
b)     Hari Pentakosta (Kis.2). Hari Pentakosta adalah hari raya peringatan pemberian hukum taurat di Gunung Sinai. Dengan hukum taurat itu maka dua belas suku Israel dipersatukan menjadi satu bangsa milik Allah.[19]
c)      Bersaksi ialah salah satu tema utama dalam kitab ini karena Para Rasul menunjukkan betapa tinggi harga yang harus dibayar dalam bersaksi, bahkan Stefanus harus membayar dengan nyawanya, serta Petrus dan Paulus harus mendapatkan siksaan dan penjara.
d)     Pertobatan yang unik terdapat dalam Kisah Para Rasul , dan Allah membawa laki-laki dan perempuan kepada-Nya dengan berbagai cara, contohnya Sida-sida di Etiopia yang dibawa Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (8:30) dan Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah (9:1-19).
e)      Terbentuknya metode penginjilan yang berbentuk team penginjilan yang digambarkan dalam Kisah Para Rasul.[20]
2.3.9.      Struktur Kitab Kisah Para Rasul
Mengenai struktur kitab Kisah Para Rasul kami para penyaji mencantumkan dua struktur kitab untuk diperbandingkan, yaitu:
a.      Struktur I[21]
1.      Pendahuluan: Tugas kerasulan diberikan, 1:1-11
2.      Injil di Yerusalem: Asal mula, 1:12-8:3
A.    Pelayanan Petrus, 1:12-5:42
B.     Pelayanan Stefanus, 6:1-8:3
3.      Injil di Samaria dan Yudea: Peralihan, 8:4-11:18
A.    Pelayanan Filipus, 8:4-40
B.     Pelayanan Saulus dimulai, 9:1-31
C.     Pelayanan Petrus berakhir, 9:32-11:18
4.      Injil ke ujung Bumi: Perluasan, 11:19-21:14
A.    Pelayanan Barnabas, 11:19-12:25
B.     Pelayanan Rasul Paulus, 13:1-21:14
1.      Perjalanan yang pertama, 13:1-14:28
2.      Persidangan di Yerusalem, 15:1-35
3.      Perjalanan yang kedua, 15:36-18:22
4.      Perjalanan yang ketiga, 18:23-21:14
5.        Injil Kaisarea dan Roma: Penawanan, 21:15-28:29
A.    Paulus di Taiwan di Yerusalem, 21:15-23:10
B.     Paulus sebagai seorang tawanan di Kaisarea, 23:11-26:32
C.     Paulus sebagai tawanan di Roma, 27:1-28:29
6.        Penutup: Tugas kerasulan diselesaikan, 28:30, 31
b.      Struktur II[22]
1.      Pelayanan yang dipercayakan kepada para Rasul melalui Roh Kudus (Kis. 1:1-11).
2.      Pelayanan Petrus, Yohanes dan pembantu-pembantu para rasul (1:12-7:60)
a.       Peristiwa-peristiwa di sekitar hari raya Pentakosta (1:12-2:47).
b.      Seorang lumpuh disembuhkan dan akibat-akibat daripada mujizat itu (3-4)
c.       Pencobaan-pencobaan yang dihadapi oleh para rasul dalam mengembangkan penginjilan (5-7)
3.      Oleh karena penganiayaan terhadap orang Kristen Injil disebarkan kemana-mana (8-12)
a.       Filipus memberitakan Injil di Samaria dan di Afrika (Etiopia) (8)
b.      Saulus bertobat (9:1-31)
c.       Petrus melayani di Lida, di Yope, dan di Kaisarea (9:32-11:18).
d.      Barnabas dan Saulus menhejar orang di Anthiokia (11:19-30)
e.       Yakobus dibunuh karena Injil, namun Petrus dilepasakan dari penjara karena kuasa Injil (12).
4.      Perjalanan-perjalanan Pekabaran Injil Rasul Paulus (13:1-21:14)
a.       Perjalanannya yang pertama (13-14)
b.      Persidangan di Yerusalem (15:1-34)
c.       Perjalanan Paulus yang kedua (15:35-18:23)
d.      Perjalanannya yang ketiga (18:24-21:14)
5.      Paulus menuju ke Yerusalem (21:15-23:22)
a.       Perjalanannya ke Yerusalem (21:15-26)
b.      Paulus ditangkap. Ia berbicara di hadapan orang Yahudi (21:27-22:29)
c.       Paulus di hadapan Makhamah Agama komplotan orang-orang Yahudi (22:30-23:22)
6.      Paulus dipindahkan ke Kaisarea (23:23-26:32)
a.       Paulus di hadapan Feliks (23:23-26:32)
b.      Paulus di hadapan Festus (25:1-12)
c.       Paulus di hadapan Agripa dan Bernike (25:13-27)
d.      Paulus membela diri di hadapan Agripa (26)
7.      Paulus di Roma
a.       Perjalanan ke Roma (27:1-28:16)
b.      Paulus bersaksi di hadapan orang Yahudi di Roma (28:17-31)
Berdasarkan dua analisa struktur kitab Kisah Para Rasul , penafsir lebih memilih struktur kitab dari sumber buku Pengantar Perjanjian Baru oleh Adina Chapman karena menurut penafsir strutur kitab ini lebih memiliki perincian yang jelas dan luas.
2.4. Sitz Im Leben (Analisa Kehidupan)
2.4.1.      Konteks Agama
Dalam dunia perjanjian baru, agama yang paling kelihatan adalah agama Yahudi dan Yudaisme dengan kuat mengenai moral, pribadi dan sosial.[23] Diantara agama lain dalam agama Romawi pada abad yang pertama, Yudaisme menempati suatu tempat khusus. Agama ini adalah agama nasional yang berasal dari bangsa Yahudi, tetapi pengikutnya tidak terbatas dikalangan mereka saja, melainkan banyak angota baru yang berasal dari luar. Ia bukanlah satu-satunya kepercayaan yang menyembah satu Tuhan, tetapi berbeda dengan yang lainnya. Pengertian monotheisme mereka lebih kuat daripada pengikut lainnya bahkan mereka tidak mengakui keberadaan Tuhan selain dari kepercayaan mereka.[24]
Dalam aspek keagamaan dalam masa ini kepercayaan dan pemujaan tehadap kekaisaran yang melampaui manusia hingga tersebar di kekaisaran Romawi. Bahkan sejak zaman Augustus setiap kaisar yang meninggal dunia dinyatakan sebagai dewa atas keputusan senat, Hadirnya aspek pemikiran agama yang seperti inimempunyai dampak yang menguntungkan negara juga terkhusus dapat mempersatukan kecintaan dan pemujaan tehadap negara sehingga dapat menjadikan dukungan pada negara.[25]
2.4.2.      Konteks Sosial Budaya
Peradaban tidaklah muncul begitusaja namun cara berbicara dan berpikir aspirasi, dan prestasi harapan yang terjadi dalam masyarakat  sosial merupakan warisan zaman pra-Romawi. Masyarakat pada umumnha terbagi menjadi tiga golongan, yakni golongan  atas yaitu para bangsawan, para pejabat Ronawi dan pedegang-pedagang yang berkembang di kota-kota besar seperti Anthiokia, Efesus, Korintus, Delos (pusat perdagangan budak), golongan menengah yaitu para mam dan rabi, dan golongan bawah yaitu para budak dan rakyat biasa. Bagi kalangan Yahudi, golongan yang paling atas adalah keluarga para imam dan rabi, sedangkan golongan bawah adalah para budak dan rakyat basa yang tersingkirkan. Kaum budak adalah golongan yang paling banyak dalam status social karena beberapa factor termasuk peperangan, hutng piutang, dan kelahiran. [26] 
Kebudayaan yang menonjol pada masa itu adalah helenisme yang merupakan perpaduan kebudayaan Yunai dan Romawi. Kebudayaan lain yang berlaku ialah dimana orang miskin menjadi babu ataupun suruhan kepada tuan tanah dan kepada orang-orang kaya disana. Dan segala kahidupan menjadi sangat sulit dimana orang kaya semakin kaya dan sebaliknya yang miskin semakin miskin.[27]
2.4.3.       Konteks Ekonomi
Ekonomi Romawi berpusat di kota, Romawi termasuk negara yang subur dan kaya namun di dua sisi yang terdapat dalam negara ini yaitu tuan tanah akan memperkerjakan budaknya sehingga tuan tanah akan semakin kaya sedangkan orang yang tidak punya tanah akan tetap miskin dan menjabat sebagai budak yang semena-mena. Yang memegang ekonomi tertinggi adalah kaisar, kaum bangsawan, para tuan tanah[28] Orang Kristen harus bekerja untuk menunjang kehidupannya. Perkembangan peribadahan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi termsuk pertanian, perindustrian, keuangan, dan pengangkutan inilah yang berperan terhadap penyebaran Injil.[29]
2.4.4.      Konteks Politik
Pada masa kisah para rasul ada tiga dunia yang sangat berpengaruh dalam bidang politik, yaitu dunia Yunani dan Helenis, dunia Romawi, dan Yahudi:
1.      Dunia Yunani dan Helenis
Orang Yunani kuno menyebut tanah mereka adalah Helas dan menamakan diri mereka Helen, Athene adalah kota Yunani yang sangat berpengaruh dan paling banyak memberi inspirasi bagi terbentuknya kerajaan Yunani. Alexander sangat berperan dalam mengembangkan kebudayaan Helenis. Gaya hidup ini dibawa jauh sampai kedaratan India oleh tentara Aleksander Agung.[30]
2.      Dunia Romawi
Sumbangsih terbesar orang Roma terhadap dunia adalah bidang politik dan hukum. Kaisar dan senat menjadi dua sumber kekuasaan pokok. Senat terbentuk dari beberapa ratus pemimpin ternama dan paling berpengaruh. Kaisar juga berhak memecat seorang senat dan jabatannya.
3.      Dunia Yahudi
Pemikiran politik dan agama orang Yahudi berbaur menjadi satu dalam organisasi yang sama. Karena itu bisa disebut partai politim atau juga sebagai aliran agama. Jatuhnya Yerusalem ketangan Romawi pada tahun 70 M, menyebabkan orang-orang Yahudi menyebar ke daerah-daerah diaspora baik secara sukarela maupun terpaksa meskpiun jauh sebelumnya yakni sejak abad 6 SM, orang orang Yahudi tersebar di sekeliling daerah Timur Tengah. Orang-orang Yahudi yang berada di bawah pemerintahan Romawi sangat tidak setuju diadakannya pembayaran pajak yang berlangsung. Sehingga para imam dan ahli politik dan agama orang Yahudi dengan keras melakukan perlawanan akan diadakannya pemungutan pajak.[31]

Psds masa pemerintahan Romawi, Yerusalem bukanlah daerah yang merdeka dan hampir seluruh daerah pada waktu penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru berada di bawah pemerintahan Romawi. Kaisar yang terkenal dari sejarah Romawi adalah Julius Caesar, yang setelah kematiannya, Romawi dipimpin oleh kaisar Agustus yang mapa masa pemerintahannya Yesus lahir (Luk 2:1-6). Kaisar yang terkenal kejam dalam menindas orang Kristen adalah Kaisar Nero (54-68M). Kemudia ciri khas dari pemerintahan Romawi adalah pembagian-pembagian provinsi. Provinsi ini dipimpin oleh seorang Gubernur yang diangkat oleh pemerintahan Romawi dan Gubernur juga merupakan penguasa mutlak, ia berkuasa untuk menjatuhkan hukuman mati.[32]
2.5.Analisa Bentuk
2.5.1.      Redaksi
Dalam Kisah Para Rasul bukanlah karya hasil satu orang serta bukanlah juga saksi mata tentang segala apa yang diceritakannya.. Sehingga banyak bahan penulisan surat ini diambil penulis dari tradisi. Penulis mendapat informasi dari tokoh-tpkoh dalam Kitab Kisah Para Rasul. Dari jemaat di Yerusalem dan Anthiokia bisa dikumpulkan informasi dan bahan untuk penulisan surat tersebut. Redaktor memanfaatkan tradisi-tradisi yang sudah terbentuk berupa tulisan Sebagai pengguna dari tulisan-tulisan tradisi naka redactor mempunyai pendalaman sesuai dengan kemahiran sbegaa seorang sastrawan untuk mengolah cerita tersebut. Ciri khas redactor dengan memperlihatkan pekerjaan para Rasul sebagai bentuk corak iman untk membela Kekristenan agar dapat dipersaksikan bukan hanya untuk orang Kristen namun disalurkan juga kepada pembaca-pembaca Yahudi maupun orang-orang non-Yahudi.[33] 
2.5.2.      Sastra
Penulis-penulis Kisah Para Rasul mewartakan iman dalam bentuk khotbah, wejangan dan pidato, sehingga melalui hal tersebut menjadi alat untuk menciptakan kesinambungan sebagai bentuk menyampaikan pikiran, pandangan, penilaian dan penafsirannya atas peristiwa-peristiwa yang ingin disampaikan. Ini merupakan kebiasaan sastrawan Yunani di Zaman perjanjian Baru untuk mengungkapkan penilaian pribadinya melalui pidato sehingga penulis Kisar Para Rasul pun emakai sarana yang sama dalam hal tersebut.[34]
2.5.3.      Sumber
Penulis Kisah Para Rasul diduga mempergunakan sumber berita-berita lisan sebagai sumber tulisan, khususnya sumber dari Paulus yang didampinginya hingga sampai penjara.[35] Lukas yang diyakini sebagai penulis kitab ini diduga menggunakan sember tertulis yaitu  satu sumber Yerusalem, satu sumber Kaisarea, satu sumber Anthiokia.[36]
2.6.Analisa Teks
2.6.1.      Perbandingan Bahasa
Kami penyaji akan memaparkan perbandingan bahasa yang diambil dari beberapa Alkitab, yaitu Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Bible Dohot buku Ende (BDE), New International Version (NIV), dan New Testament Greek (NTG).
Ayat 1       : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 2      
LAI           : Menahan
BDE          : Meninggalkan
NIV           : Menahan
NTG         : enospisato (menyelewengkan)
Keputusan           : Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 3
LAI           : Mendustai
BDE          : Mendustai
NIV           : Berdusta
NTG         : ψευσααθαι (Mendustai)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI,BDE,NIV
Ayat 4
LAI           : Kuasamu
BDE          : Kepunyaanmu
NIV           : Pembuanganmu
NTG         : ἐξουσία (Pengontrolan)
Keputusan           : Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 5
LAI           : Putuslah nyawanya
BDE          : hancurlah dia
NIV           : Meninggal
NTG         : ἐξέψυξεν ( Menghembuskan nafas terakhir)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI dan NIV
Ayat 6
LAI           : Mengapani
BDE          : dibungkus
NIV           : membungkus
NTG         : sunestaitan (Membungkus)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah NIV dan BDE
Ayat 7       : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 8
LAI           : Dengan Harga sekian
BDE          : seharga inikah
NIV           : Dengan harga ini
NTG         : tosoutou (Dengan harga sebanyak ini)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI dan NIV
Ayat 9
LAI           : Bersepakat
BDE          : Sependapat
NIV           : setuju
NTG         : sunefwhfh (disepakati)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI
Ayat 10
LAI           : Mengubur
BDE          : Dikubur
NIV           : Dikuburkan
NTG         : efayan (Mengubur)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI
Ayat 11
LAI           : Ketakutan
BDE          :Ketakutan
NIV           : Takut
NTG         : foboς (Ketakutan)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI dan BDE
Ayat 12     : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 13
LAI           : Dihormati
BDE          : Dihormati
NIV           : Dihormati
NTG         : emegalunen (menghormati)
Keputusan           : Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 14     : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 15
LAI           : Membaringkannya
BDE          : Diletakkan
NIV           : meletakkn
NTG         : tiqenai epi (Menaruh diatas)
Keputusan           :Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 16
LAI           : Membawa
BDE          : Membawa
NIV           : Membawa
NTG         : peronteς (membawa)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI,BDE,NIV
Ayat 17     : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 18
LAI           : Menangkap
BDE          : Mengikat
NIV           : Ditangkap
NTG         : epέbalon ( Menangkap)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah LAI
Ayat 19     : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 20    
LAI           : Beritakanlah
BDE          : Mengatakan
NIV           : Berkata
NTG         : laleite (Katakanlah)
Keputusan           : Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 21
LAI           : Menyuruh
BDE          : Disuruh
NIV           : Dikirim
NTG         : apeistailan (Mengutus)
Keputusan           : Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 22
LAI           : Pejabat-pejabat
BDE          : Para Pemuda
NIV           : Petugas-petugas
NTG         :ὺphratai (Petugas-petugas)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 23     : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 24
LAI           : Mereka cemas
BDE          : Mereka marah
NIV           : Mereka merasa bingung
NTG         : dihporoun  (Mereka merasa sangat bingung)
Keputusan           : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 25
LAI           : Lihatlah
BDE          : Lihatlah
NIV           : Lihatlah
NTG         :’doὺ (Perhatikanlah)
Keputusan           : Tidak ada yang mendekati NTG
2.6.2.      Kritik Aparatus
Ayat 3:
            Pada NTG terdapat kata ἐπληρσεν yang artinya di kuasai , memiliki tingkat keragu-raguan cukup besar yang di dukung oleh kisah rasul-rasul Berlin pada abad IV, dengan sumber sinaiticus IV, Alexsandrimus X Bezae canta brigiesis V, Laudiamus VI, injil Wolfenbuttel VI, Athoes VIII. Ada pendapat lain mengatakan kata itu diganti menjadi έπειρασεν yang didukung oleh kisah rasul-rasul dan katolik Catholic Epistles di jenewa abad VI
Keputusan: penafsir menolak usulan kritik aparatus karena memperkabur makna teks
Ayat 16:
            Dalam NTG terdapat kata Ἰερουσαλπμ yang artinya yerusalem memiliki tingkat keragu-raguan cukup besar yang di dukung oleh kisah rasul-rasul dan Catholic Epistles di jenewa pada abad ke VII, dengan sumber Sinaiticus IV, Alexsandrimus X, vaticanus IV, dengan terjemahan versi vulgata, versi siria, versi koptik, dialek sahidi. Ada pendapat lain mengatakan bahwa kata tersebut di ubah menjadi εις Ἰερουσαλημ yang artinya keyerusalem kata ini di dukung oleh claromontanus VI, Laudianus VI, injil Wolfenduttel, Athoes VIII.
Keputusan: penafsir menolak usulan kritik aparatus karena memperkabur makna teks
2.6.3.      Terjemahan Akhir
Ayat 1: ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta istrinya Safira menjual sebidang tanah.
Ayat2: dengan setahu istrinya ia menyelewengkan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Ayat3: tetapi petrus berkata: “Ananias mengapa hatimu di kuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
Ayat 4: selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah di jual, bukankah hasilnya itu tetap dalam Pengontrolan? mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mnedustai manusia. Tetapi mendustai Allah.”
Ayat 5: ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan Menghembuskan nafas terakhir. Maka sangatlah ketakutan semua orang mendengar hal itu.
Ayat 6: lalu datanglah beberapa orang muda; mereka Membungkus mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.
Ayat 7: kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak yahu apa yang terjadi
Ayat 8: kata petrus kepadanya: “katakanlah kepadaku , Dengan harga sebanyak ini tanah itu kamu jual ?”jawab perempuan itu: “betul sekian”
Ayat 9: kata petrus :”mengapa kamu berdua disepakati untuk mencobai Roh Tuhan ? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.”
Ayat 10: lalu rebahlah perempuan itu seketika ia juga di depan kaki petrus dan putuslah nyawanya . ketika orang-orang itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya.
Ayat 11: maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
Ayat 12: dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujijat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di serambi salomo dalam persekutuan yang erat.
Ayat 13: orang-oarang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat menghormati orang banyak.
Ayat 14: dan makin lama makin bertambalah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan ,
Ayat 15: bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan Menaruh di atas balai-balai dan tilam, supaya, apa bila petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.
Ayat 16: dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun setra membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang di ganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.
Ayat 17: akhirnay mulailah imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mezhab saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati.
Ayat 18: mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota .
Ayat 19: tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:
Ayat 20: “pergilah, berdirilah di bait Allah dan Katakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.”
Ayat 21: mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka kedalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka Mengutus mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 
Ayat 22: tetapi ketika Petugas-petugas datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu disitu. Lalu mereka kembali dan memberitahukan
Ayat 23: katanya:”kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya”
Ayat 24: ketika kepala pengawal Bait Allah dan iman-iman kepala mendengar laporan itu, Mereka merasa sangat bingung dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu.
Ayat 25: tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: “Perhatikanlah , orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak.”
2.7. Tafsiran
Ayat 1-2
Ananias dan Safira adalah pasangan suami istri yang tinggal dan menjadi anggota gereja mula-mula di Yerusalem.Nama Ananias berarti Allah telah memberikan, atau Allah Rahmani Sedangkan nama Safira berarti cantik atau yang jelita.[37]  Nama mereka indah dan bermakna, namun itu bukan jaminan bahwa perilaku mereka berkenan di hadapan Tuhan Mereka berdua dianggap sebagai jemaat yang tidak taat kepada Tuhan.[38]
Lukas memperkenalkan pasangan itu. Nyata bahwa mereka mau memberi kesan meniru orang seperti barnabas (4:36,37). Cinta uang dan cita-cita untuk mempunyai nama terhormat merupakan pintu yang dipakai iblis untuk memasuki hati mereka. Maka, ananias menahan sebagian dari hasil penjualan itu bagi dirinya sendiri.
Seperti Barnabas dan orang lain (4:32-37) Ananias dan Safira juga menjual, membawa hasil jualannya, serta meletakkannya didepan kaki rasul-rasul. Namun berbeda dari warga jemaat lain, mereka pura-pura membawa hasilnya sebab secara tersembunyi mereka menahan sebagian dari hasil penjualan itu. Dengan demikian mereka merusak persekutuan jemaat yang dikerjakan roh kudus. Sebab itu sikap ini harus dihentikan.[39]
Ayat 3-4
Sesudah Ananias meletakkan sebagian dari hasil penjualan itu di depan kaki rasul-rasul, tetapi tidak semuanya. Sebagian mereka tahan. Hal itu tentu tidak boleh, kecuali kalau terus terang mereka katakan. Biasanya orang yang menjual tanah atau rumah memberikan semua uang yang diterimanya. Dengan demikian Ananias dan Safira seakan-akan uang itu sudah diberikan semuanya. Disitulah letak dosanya.
Lalu pergilah Ananias kepada Petrus, yang ketika itu sedang memimpin pertemuan jemaat. Ktika uang itu diberikan kepada Rasul Petrus, ian memandang Ananias dengan pandangan yang sangat tajam. Petrus segera merasakan dusta Ananias. Orang ini berbuat seakan-akan semua uangnya telah diberikan, padahal dengan diam-diam ditahannya sebagian. Dia ingin dihormati sebagai orang yang berbuat baik dan rela mengorbankan segala-galanya, padahal sebenarnya sebagian saja yang diberikannya. Dengan sungguh-sungguh  Petrus bertindak atas nama keduabelas rasul dan mengemukakan suatu pertanyaan, yang sebenarnya merupakan tuduhan, “Ananias, Mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah hasilnya tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.  Ananias bukan saja membohongi manusia, tetapi ia mencoba membohongi Allah pula. Ananias ingin dihormati dalam jemaat Kristus, tetapi ia mau mencapai maksudnya itu dengan jalan berbohong. Itu berarti membohongi Allah. Jelas bahwa ia mengetahui isi hati orang ini.[40] Hati Ananias Dikuasai iblis, iblis membelenggu rohnya. Hati orang ini diracuni oleh suka dipuji , dusta, munafik, ketamakan akan uang dan bermacam-macam dosa lainnya.  jadi ia bukan lagi “sehati” dengan orang percaya, yang disebut di 4:32. Jelas bahwa Ananias membiarkan iblis memenuhi isi hatinya, jadi ia sendiri bertanggungjawab, ia “merencanakan perbuatan itu”. Dari perkataan petrus di ayat 4, jelas bahwa mereka tidak wajib menjual dan menyerahkan hasilnya. Baik sebelum maupun sesuadah tanah itu terjual mereka boleh memakainya sesuai keinginan mereka. Dosa mereka ialah bahwa mereka merusak persekutuan jemaat dengan berdusta. Jadi, mereka tidak sehati lagi dengan saudara-saudara lain.
Ayat 5-11: Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya keterangan bahwa Ananias mati setelah mendengar pernyataan petrus. Dalam Lukas juga menjelaskan bahwa pemberontakan dengan sengaja melawan Allah akan hukum berat.[41] Sesudah Petrus mengatakan itu semua dengan sangat marahnya, entah karena terkejut atau kekuatan perkatan petrus, rebahlah Ananias, lalu putuslah nyawanya.[42] Allah memandang dusta ini sebagai pelanggaran berat terhadap Roh Kudus. Kematian mereka berdua dimaksudkan sebagai tanda dari sikap Allah terhadap hati yang suka menipu di antara mereka yang mengaku pernah lahir kembali dan dipenuhi dengan Roh. Perhatikan bahwa berdusta pada Roh Kudus itu sama dengan berdusta kepada Allah. Hukuman Allah atas Ananias dan Safira menyebabkan peningkatan sifat rendah hati, rasa kagum dan ketakutan. Tanpa ketakutan yang patut terhadap Allah yang suci dan murka-Nya terhadap dosa, umat Allah akan segera kembali kepada cara-cara dunia yang jahat, tidak lagi mengalami pencurahan Roh dan kehadiran Allah yang ajaib, serta terputus dari aliran kasih karunia Allah.[43]
Tubuhnya rebah karena kaget dan orang mengangkatnya keluar. Pada kitab Lukas menggunakan kata kematianynya dalam konteks ini ia rebah atau terjatuh kerena di kenai oleh hukuman illahi. Pada Lukas ditekankan bahwa penyebab kematian Ananias dan safira adalah Allah, disini pembaca di ajak untuk memahami kuasa Allah itu.[44] akibat dari perbuatan mereka itu sangat fatal, mereka langsung mati. Dalam hal ini, mungkin agak sulit kita pahami karena diluar pemahaman kita pada umumnya. Mengapa bisa hukuman yang diterima oleh Ananias dan safira seberat itu? disinilah kita menyadari bahwa keadilan Tuhan tidak selalu sama dengan keadilan manusia. Lagipula, ketika Lukas menceritakan hal ini, itu tidak sekedar untuk menceritakan tokoh yang bernama Ananias dan safira, tetapi di balik cerita itu, ia memperlihatkan dinamika kehidupan jemaat perdana, sebenarnya Lukas bisa dengan mudahnya menghilangkan cerita ini untuk tetap mempertahankan citra jemaat perdana sebagai jemaat yang ideal atau sempurna. Namun Lukas adalah penulis yang jujur, ia ingin menceritakan apa adanya. Karena itu, kisah Ananias dan safira ini ibarat  kutil gereja perdana.[45] Lalu datanglah beberapa orang muda, disini nampaknya memang hanya menunjuk segi usia. Dalam beberapa bahasa istilah ini, mungkin akan diterjemahkan dengan istilah yang menunjukkan laki-laki yang belum menikah.[46]
Mereka membungkus mayat Ananias dengan kain kafan dan membawanya pergi. Dalam hal membawanya pergi ada beberapa cara. Mereka benar-benar membawanya pergi atau hanya sekedar mengangkatnya dari lantai dan membawanya untuk pergi itu mustahil untuk dikatakan. Yang dapat dimengerti jika dituliskan ketika mereka mengangkatnya dari lantai lalu menguburkannya. Tidak dituliskan mengapa mayat itu harus dikubur secepat-cepatnnya dan istrinya tidak diberitahu mengenai itu.[47] Disini mereka mencobai Roh Tuhan. Artinya ialah melihat beberapa jauh orang dapat melangkah tanpa mendapatkan hukuman. Ananias dan Safira mendapati bahwa mereka telah melangkah terlalu jauh.[48] Kejadian yang tragis diulang lagi pada Safira, seperti Ananias mereka mengalami hal yang sama sehingga, mereka mengalami hal yang satu yaitu penghakiman yang datang diatas mereka. Bagaimana juga ini adalah satu peringatan, Lukas sangat tegas dalam  pengimplikasian peringatan peringatan yang tegas ini dalam ceritanya.[49] Disamping untuk memperlihatkan dinamika jemaat perdana yang selalu tidak ideal, Lukas juga menceritakan kisah ini sebagai suatu cara untuk mengingatkan agar lebih berhati-hati di hadapanTuhan dan tidak melakukan hal yang jahat. Apalagi, jemaat perdana pada waktu itu adalah suatu jemaat yang masih kecil. Dengan kekuatan yang terbatas jadi, kalau dengan jumlah yang masih kecil saja, sudah terlalu banyak serangan, khususnya dalam jemaat sendiri bisa-bisa jemaat hancur dengan cepatnya. Oleh karena itu, cerita Ananias dan Safira menjadi contoh bahwa Allah tidak akan menoleransi perbuatan dosa dan akan menghukum setiap pelanggarannya. Kalau jemaat takut berbuat dosa seperti juga yang dinyatakan setelah peristiwa Ananias dan Safira ini (ay.11) jemaat dapat menjadi lebih baik, lebih kuat dan bertahan dalam menghadapi serangan dari luar.[50] Ada ketakutan yang dirasakan jemaat pada saat itu, ketakutan yang dimaksud adalah rasa segan (seperti di 2:43, sesudah pencurahan Roh Kudus dan kotbah Petrus; 19:17 dan Luk. 1:65). Disini, secara khusus seluruh jemaat disebut sebagai yang ketakutan. Cerita ini bukan hendak dipakai sebagai ancaman, melainkan sebagai peringatan supaya pembaca jangan disesatkan.  Kata “ jemaat ” (Yunani : Ekklesia) dalam ayat ini dipakai untuk pertama kalinya dalam Lukas/Kisah Para Rasul. Dalam cerita ini justru keutuhan jemaat, yang “sehati dan sejiwa”, terancam. Kata ekklesia berarti jemaat setempat atau jemaat didaerah tertentu (mis. 8:1; 9:31; 11:22; 20:17). Akan tetapi ekklesia  dalam bentuk tunggal juga dapat mengacu kepada “gereja’ dengan arti umum dan universal (20:28). Istilah ini mempunyai dua latar belakang. Dalam LXX  ekklesia  dapat berarti “jemaah” (israel) (lih. Mis. Ul 31:30; Mzm 22 (LXX: 21),23,26). Arti ini juga nyata di kisah Para Rasul 7: 38 dimana kata itu kadang-kadang dipakai untuk ‘jemaat Tuhan’ yang lama;dahulu hanya sebatas pada suatu bangsa,  tetapi sekarang sudah akan dibuka untuk semua orang percaya dimana-mana. Akan tetapi , ekklesia juga mempunyai arti sekuler dalam kekaisaran Romawi, yaitu “kumpulan/sidang rakyat”. Arti ini berhubungan dengan kumpulan/ sidang rakyat kota efesus (Kis. 19:32,39,41)[51]
Ayat 12 -16
Tentang Serambi Salomo, lihat pasal 3: 11. Kekejutan yang ditimbulkan oleh hukuman atas Ananias dan Safira, perlahan-lahan hilang, lalu diganti oleh sukacita dan pujaan diam-diam terhadap perbuatan-perbuatan pengasingan  oleh Allah yang besar. Mujuzat-mujizat penyembuhan yang terjadi, membangkitkan pula ingatan kepada apa yang baru-baru saja dikerjakan oleh Yesus diantar rakyat Yahudi.
Di sinipun terdapatlah tanda-tanda yang jelas menunjukan kepada kemenangan Yesus Kristus. Semuanya ini serba memberanikan hati, terutama para rasul sendiri. dalam segalanya ini mereka dapat melihat terkabulnya, di mana mereka telah berdoa supaya Tuhan menyatakan kuasa-Nya, sehingga dalam semuanya itu tak ada alasan untuk meninggikan diri sendiri. Ternyata bahwa Petruslah yang senantiasa tampil kedepan tidak saja pada waktu berbicara, tetapi juga dalam perbuatan-perbuatan mujizat ini. selanjutanya tanda-tanda dan mujizat-mujizat ini sangat menguatkan kesatuan dan kesadaran jemaat Kristen yang masih muda itu.
Tanda dan mujizat dalam banyak bahasa mungkin tidak bisa diungkapkan dalam bentuk kata benda, tetapi dalam kata kerja. Misalnya “ membuat banyak hal yang ajaib dan hebat”. Orang banyak disini dapat diterjemahkan sebagai masyarakat, bisa juga “orang-orang”. Orang Percaya yang dimaksud disini adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus (sebagai Pengikut Kristus).[52]
di kalangan rakyat Yahudi tanda-tanda dan mujizat-mujizat ini menimbulkan keseganan yang ternyata dalm dua hal; pertama, bahwa mereka tidak berani menggangu orang-orang Kristen. Tetapi di pihak lain, perkembangan jemaat Kristen, menimbulkan penghargaan terhadap orang-orang Kristen. Tentulah perkara Ananias dan Safira telah menimbulkan kegemparaan besar. Bahwa jumlah jemaat bertambah dengan pesatnya oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat ini, tak usah lagi diherankan. Walaupun demikian senantiasa  ditunjukkan (dalam ayat 14), bahwa tentang sebagian besar sebab-sebabnya adalah lebih dalam letaknya, yaitu kepercayaan dan penyerahan diri kepada Tuhan, yang diberitakan oleh para rasul dan terutama oleh Petrus. Sampai-sampai juga dari luar Yerusalem orang datang membawa orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat, supaya mereka dapat memperoleh kesembuhan. Seolah-olah seperti pada permulaan pekerjaan Yesus di Galilea.[53]
Ayat 17-18
Pengajaran para rasul merupakan masalah utama dalam konflik dengan mahkamah. Pengajarannya adalah tentang kebangkitan Yesus Kristus dalam terang PL. Ketika jumlah pengikut Yesus Krirstus makin bertambah, Perlawanan makin keras. Pada ayat 4:1-20 telah kita ketahui bahwa Petrus dan Yohanes ditangkap, sesudah penyembuhan orang lumpuh; kemudian mereka diperiksa dan dilepaskan. Dalam 5:17-42, semua Rasul ditangkap, sesudah , yang penyembuhan; mereka dibebaskan Malaikat Tuhan, dan kemudian dihadapkan ke Mahkamah yang “ bermaksud membunuh mereka” (ayat 33). Mereka kemudian dilepaskan sesudah dicambuk (ayat 40) .
Imam besar dan orang lain dari aliran Saduki menonjol dalam perlawanan. Umat/rakyat memihak pada para Rasul. Juga sikap kaum Farisi yang menerima adanya kebangkitan orang mati lebih berhari-hati terhadap gerakan baru ini. Ini nyata dari sikap seorang Farisi yang bernama Gamaliel (ay 34-39). Mengapa mereka memerangi dan mau menumpas para rasul? Sebab para pemimpin itu iri hati. Mereka melihat bahwa banyak orang mengikuti para rasul. Hal ini mengurangi kuasa mereka. Apalagi sebab mereka merasa dipersalahkan dengan tuduhan membunuh Yesus. Dan para Rasul memberitakan kebangkitanNya, walaupun mereka dilarang Mahkah mengajar demikian. Apalagi para rasul mengajar dalam Bait Allah, pusat kewibawaan mahkamah! Jadi, para pemimpin melihat bahwa kuasa dan pengaruh mereka makin berkurang. Kuasa sosial dan kewibawaan teologis mereka terancam. Sebab itu mereka bertindak terhadap rasul-rasul dan memasukkan mereka ke penjara umum. Bisa saja bahwa keadaan dalam penjara umum lebih berat daripada situasi dalam “tahanan” yang disebut 4:2.
Ayat 19-25
Juga dalam penjara para Rasul tidak ditinggalkan Allah. Ia menyuruh MalaikatNya untuk membebaskan mereka, dengan pesan untuk membebaskan mereka, dengan pesan untuk memberitakan Firman hidup atau Firman kehidupan di Bait Allah, yaitu pusast kota Yerusalem. Malaikat Tuhan juga kita kenal dari PL (mis. Kej. 16 :7; 22:11), Juga ada di injil Lukas (1:11 dan 2:9) dan bertindak di Kisah para rasul (5:19; 8:26; 12:7; dan 23; bnd. 27:23). Ia mewakili Allah sendiri, juga dalam Kisah Para Rasul 12 :7 Malaikat Tuhan membebaskan Petrus dari penjara. Mengenai Malaikat ini, disini yang terpenting adalah apa yang di katakan dan lakukan, bukan bagaimana ia kelihatan, “Malaikat” adalah terjemahan istilah Yunani yaitu Anggelos yang berarti “Pesuruh, utusan”, Maka seseorang murid dapat disebut Anggelos, “utusan” (lih.Luk 9:52). Para Rasul ditangkap kembali pada hari berikutnya. Jika begitu, mengapa dibebaskan dulu? Hal ini diceritakan untuk menyatakan bahwa Allah tidak melupakan mereka; mereka (dan kita) harus percaya akan kehadiran Allah, bahkan dalam keadaan tertekan sekalipun. Dan juga jelas bahwa memberitakan kabar baik merupakan pesan Ilahi. Memberitakan Firman hidup atau Firman kehidupan, mengenai Yesus perintis kehidupan (3:15) tidak dapat dihentikan.
Pada waktu malam, datanglah seorang Malaikat membuka pintu penjara, lalu dibawanyalah mereka keluar dan disuruhnya berbicara lagi dalam bait Allah. Orang-orang Saduki tidak ingin mendengar tentang adanya “hidup” di dunia akhirat, tetapi sang Malaikat tidak peduli akan pendapat mereka yang sesat itu. Dengan demikian, Rasul-rasul itu sudah mengajar lagi didalam Bait Allah ke esokan harinya. Rasul-rasul mengajar tentang bagaimana mereka mengarahkan Jemaat agar lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia dan harus mempercayai bahwa Yesus hadir untuk menerapkan kasih dalam kehidupan dunia dan membawa keselamatan.
Ketika pagi itu, Mahkamah Agama bersidang lagi, mereka heran sekali mendengar kejadian itu. Denga segera dikirimnyalah Kepala pengawal dan Anak buahnya untuk menagkap kedua rasul itu. Tetapi mereka tidak dapat bertindak keras, sebab banyak sekali orang berkumpul di dalam bait Allah dan besar kemungkinan mereka akan memberontak. Dengan sukarela rasul-rasul itu menyerahkan diri, lalu mereka dibawa ke hadapan Mahkamah Agama.
2.8. Teologi dalam Tafsiran
a.      Teologi Tanah
Tanah adalah tempat mahkluk hidup berpijak dan menggantungkan hidupnya. Menurut Alkitab Manusia diciptakan oleh Tanah dan melangsungkan hidupnya diatas Tanah, serta jika manusia itu sudah meninggal akan kembali lagi ke Tanah. Itu lah sebab nya Tuhan Allah sangat marah jika Tanah yang telah diberikan kepada kita menjadi tempat untuk melakukan hal yang tidak baik. Dan jika manusia diberikan hukuman oleh Tuhan Allah, Tanah ikut serta menjadi korban atas hukuman yang telah diberikan kepada kita. Misalnya: jika Allah memberikan hukuman lewat Bencana Allah (Air Bah, Gempa Bumi, Tanah Longsor, dll) dalam hal itu Tanah menjadi korban. Jadi teologis nya jika kita ambil, ialah kita sering kali membuat kesalahan tanpa memikirkan resiko dari kesalahan itu. Apakah kesalahan itu akan mengorbankan orang lain atau hal-hal yang lain. Kita jarang berpikir bahwasannya kesalahan yang kita perbuat sendiri itu bukan hanya kita yang menanggung resikonya melainkan akan ada hal-hal yang menjadi korban (dirugikan).
Dan kita juga jarang berpikir bahwa pihak yang kita rugikan itu sering mengalah untuk kita. Bahkan rela berkorban demi kita. Jadi dalam kitab ini Tanah menjadi sebuah permainan atau tempat melakukan perbuatan dosa, bahkan langsung berdosa dengan cara mendustai Roh Kudus dan seketika itu mereka langsung mati. Begitu juga dalam konteks sekarang, banyak problem atau permasalah yang berkaitan dengan Tanah, misalnya permasalahan pembagian Tanah Warisan Keluarga dan Permasalah Pembagian Tanah yang dipergunakan untuk pembangunan gereja. Dalam permasalah ini kita sering mempermainkan Tanah, dan rela menjadikan ini menjadi konflik besar. Kita tidak mengetahui bahwasannya Allah telah marah kepada kita dengan mempermainkan Tanah.
Sama seperti halnya Ananias dan safira yang melakukan kebohongan kepada Tuhan dan kepada Rasul-rasul akan hasil dari pada penjualan tanah yang telah merekan dapatkan. Kebohongan mereka membawa malapetakan bagi mereka sendiri.
b.      Teologi Tabur-tuai
Dalam kehidupan sebagai umat Kristen,  Yesus hadir sebagai Juruselamat dan hadir memberi pengajaran baru tentang Kasih. Sehingga kita sebagai pengikut Kristus harus lah mengasihi, karena Allah telah terlebih dulu mengasihi kita (Yohanes 13: 34). Sehingga hal itu merujuk bahwa kita harus mengasihi Allah, mengasihi diri sendiri dan bahkan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dalam hal mengasihi pastinya kita akan mendapatkan nilai yang baik pula atas perbuatan kita karena apa yang kita lakukan dengan baik, pasti akan menghasilkan yang baik, tetapi saat kita melakukan yang tidak baik, hasilnya tidak baik pula. “karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7b).
Demikian halnya Ananias dan Safira yang dibarengi oleh rasa tinggi hati dan ingin mencari nama/ menunjukkan diri bahwa mereka memberi persembahan yang besar. Mereka bahkan bersama-sama melakukan suatu kebohongan yang sangat fatal akan hasil penjualan tanah terhadap para rasul terlebih kepada Tuhan. Mereka bukan hanya membohongi manusia, tetapi membohongi bahkan menguji Tuhan dengan pikirannya bahwa Tuhan tidak akan mengetahui bahkan menghakiminya. Sehingga oleh karena perbuatan dosa mereka, mereka pun mati. Upah “dosa adalah maut”.
c.       Teologi pembebasan
Murid-murid atau para Rasul adalah hasil pewarisan jabatan rasuli yang diturunkan demi generasi penginjilan berita keselamatan yang dari pada Yesus Kristus. Para murid terus mengabarkan injil demi pemberitaan Firman Tuhan. Tetapi yang pasti dalam penginjilan pasti akan ada hal-hal yang membuat mereka terkendala. Demikian juga Pada kisah rasul 5:17-25 yang dimana pada saat mereka mengabarkan injil/ mengajar tentang kebenaran Firman Tuhan kepada jemaat di Yerusalem, mereka ditangkap dan dimasukkan kedalam penjara karena mereka telah melakukan mujizat-mujizat yang membuat mahkamah Agung serta orang-orang saduki “iri”. Namun saat Rasul-rasul didalam penjara, yang dimana saat itu mereka pasrah akan ketertindasan yang mereka rasakan karena mereka tidaklah melakukan kesalahan, Malaikat Tuhan membebaskan mereka dan membawa mereka keluar untuk pergi kebait Allah untuk memberitakan Firman Allah.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa saat kita tetap berada diranah Tuhan dan tetap mengandalkan Tuhan yang meskipun kita mengalami ketertidasan-ketertidasan, Tuhan pasti akan membukakan cara dan membebaskan kita dari ketertindasan itu. Sama seperti halnya para rasul yang mendapatkan pembebasan dari Allah melalui MalaikatNya, maka setiap kita manusia yang dipilih Tuhan pasti akan mendapatkan hal yang sama.
2.9.Skopus
“Allah adalah Mahatahu dan adil”
III.             Refleksi Teologis
Dalam Yesaya 5:18 dikatakan bahwa. “celakalah mereka yang memancing kesalahan dengan tali kedustaan dan dosa seperti dengan tali gerobak” di ayat ini jelas dikatakan bahwa siapa yang berdusta dan munutupi kesalahanya terhadap Allah maka ia akan celaka. Seperti pada umumnya pada zaman sekarang ini, banyak para orang-orang yang berperan penting di gereja berdusta, baik dalam hal materi atau apapun itu, dalam hal materi ada juga para sintua atau orang yang berperan penting di gereja tersebut menyeleweng, seperti korupsi dan sebagainya, dalam Efesus 4:9 dikatakan bahwa “perasaan mereka telah tumpul sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran “ dalam ayat ini jelas dikatakan bahwa orang yang serakah mempunyai perasaan yang tumpul , jelas dikatakan seperti Ananias dan safira bahwa mereka serakah dengan menjual tanah dan sebagian hasilnya mereka simpan untuk diri mereka sendiri. Karena keserakahannya itu mereka mendapatkan hukuman. Jadi kita diajarkan untuk hidup jujur dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan gereja agar kita mendapatkan berkat dan penyelamatan dari Allah serta tidak mendapat binasa.
IV.             Kesimpulan
Kitab Kisah Para Rasul adalah kitab yang menceritakan kehidupan dan pengajaran Yesus, maupun Kisah Para Rasul yang menceritakan bagaimana pekerjaan Yesus telah berkembang menjadi gerakan Kristen di seluruh dunia. Kitab Kisah Para Rasul lebih banayk menceritakan pengalaman Paulus dalam mengabarkan Injil. Kisah Para Rasul juga menceritakan sejarah gereja Kristen. Kisah Para Rasul berisikan tindakan dan kejadian-kejadian luar biasa, hal-hal yang menentukan sejarah selanjutnya yang pantas dikenang oleh umat Kristen, meskipun tidak menyangkut Yesus sendiri di bumi.
Historis Kritis adalah salah satu metode penafsiran yang memahami makna teks secara historis (sejarah) atau memahami teks berdasarkan konteks dan situasi kehidupan (Sitz im leben). Historis Kritis merupakan sebuah metode yang sangat diperlukan untuk menggali kebenaran isi Alkitab dari segi sejarahnya.[54] Selain itu metode ini juga merupakan suatu analisa terhadap suatu teks yang mana berbentuk dokumen yang memiliki sebuah sejarah atau apakah yang diisi dari teks tersebut adalah menceritakan tentang sejarah.
Dari pemaparan diatas kami para penyaji menyimpulkan bahwa Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana keadaan gereja mula-mula, juga merupakan kitab yang dituliskan oleh Lukas, seorang tabib yang berasal dari antiokhia yang di tulis tahun 100 Masehi di kota Roma. Kitab ini ditunjukkan kepada Teofilus (Kis 1:1). Yang mana pada Kisah Para Rasul pasal 5 ini menceritakan bagaiman keadaan jemaat  mula-mula. Pasal 5:1-11 menceritakan bagaimana hukuman yang di dapatkan oleh Ananias dan Safira karena berbohong Para Rasul dan hal itu berarti berbohong kepada Roh Kudus (Allah), ayat 12-16 menceritakan tentang tanda-tanda dan mujizat yang di buat oleh Para rasul, sedangkan ayat 17-25 menceritakan bagaimana para rasul setelah membuat tanda-tanda dan muzijat mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh karena iri hati Mahkamah agung dan orang-orang saduki.
V.                Daftar Pustaka
...., Ensiklopedia  Alkitab Masa Kini: Jilid II M-Z,  Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1998
…,  Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu, Jakarta:YKBK/OMF,1998
…., Kisah Para Rasul,  Jakarta: LAI, 2008
Adina, Chapman, Pengantar Perjanjuan Baru, Bandung:Kalam Hidup,1995
Balchin, John dkk, Intisari Alkitab Perjanjian Baru, (Jakarta:LAI,1974), 37-38
Bareclay, Kennth L.,New International Version Bible Commentary,
Bareclay, William, The Acts of The Aposles, London: The saint Andrew Press, 1960
Bavinck,J.H., Sejarah Kerajaan Allah 2, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2000
Bergant, Dianne, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius,2002
Brink, H.V.D, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, Jakarta:LAI,2004
Browning, W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta:BPK-GM,2012
C. Groenen OFM, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, Yogyakarta:Kanisius,1984
Darmawijaya., "Kisah Para Rasul, Yogyakarta: Kanisius,
Dianne, Bergant, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius,2002
Drane , jhon, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta:BPK-GM,2005
Drewes, B.F., Kisah Para Rasul, Jakarta: BPK-Gunung Mulia
Dunnet,Walter. Pengantar Perjanjian Baru, awa Timur,Gandum Mas,2013
Duyverman, M.E., Pembimbing dalam Perjanjian Baru, Jakarta:BPK-GM,2008
Eka, Darmaputra, Menjadi Saksi Kristus,
Grant Robert M., & David Tracy, Sejarah singkat penafsiran Alkitab, Jakarta:BPK-GM,1998
Hayes John H. & R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, Jakarta:BPK-GM,1993
Jurnawan, Nathan, 52 IkhtisarKhotbahKisah Para Rasul, Yogyakarta:Yayasan ANDI,2003
Kennth, L.Bareclay,New International Version Bible Commentary
Lembaga Alkitab Indonesia, Kitab Suci Injil dengan catatan studi, Jakarta:LAI,2004
Marpaung,  H., Penuntun Memahami Alkitab,
Marxsen, Willi, Pengantar Perjanjian Baru, Jakarta:BPK-GM,2015
Newman, Barclay M. dan Eugene A. Nida, A Translator’s Handbook of Acts, Jakarta: PPC LAI, 200
Pfeiffe, Charles F., The Wycliffe bible commentary, USA, The liturgical Press
Sabja, Indra, Penafsiran Alkitab Dalam Gereja, Yogyakarta:Kanisius,2003
Simanjuntak, A,Tafsiran Alkitab Masa Kini 3,Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1980
Suharyo I., Dunia Perjanjian Baru, Yogyakarta:Kanisius,1992
Tambur, H., Pedoman Penafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, Jakarta: LAI dan Yayasan Kartidaya, 2008
Tenney, Merill C., Survei Perjanjian Baru, Jawa Timur:Gandum Mas,1997
Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru I, Malang:SAAT,1994
Wismoady, Wahono S., Disini Kutemukan, Jakarta:Yayasan Bina Kasih, 1998



[1] Indra Sabja, Penafsiran Alkitab Dalam Gereja, ( Yogyakarta:Kanisius,2003), 45
[2] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,2012), 222
[3] John H. Hayes & R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,1993), 52  
[4] Robert M. Grant, & David Tracy, Sejarah singkat penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,1998),173  
[5] Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta:BPK-GM,2005), 275
[6] C. Groenen OFM, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta:Kanisius,1984), 176
[7] Nathan Jurnawan, 52 IkhtisarKhotbahKisah Para Rasul, (Yogyakarta:Yayasan ANDI,2003), 2
[8] M.E. Duyverman, Pembimbing dalam Perjanjian Baru, (Jakarta:BPK-GM,2008),73
[9] M.E. Duyverman, Pembimbing dalam Perjanjian Baru, 73
[10] Nathan Jurnawan, 52 IkhtisarKhtbahKisah Para Rasul, 2
[11]H.V\D. Brink, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, (Jakarta:LAI,2004), 505
[12] M.E. Duyverman, Pembimbing dalam Perjanjian Baru, 89
[13] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta:BPK=GM,2015), 203  
[14]  H. Marpaung, Penuntun Memahami Alkitab, 204-205
[15]  Lembaga Alkitab Indonesia, Kitab Suci Injil dengan catatan studi, (Jakarta:LAI,2004), 505
[16] Merill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Jawa Timur:Gandum Mas,1997), 284
[17]  M.E. Duyverman, Pembimbing dalam Perjanjian Baru, 78
[18] John Balchin dkk, Intisari Alkitab Perjanjian Baru, (Jakarta:LAI,1974), 37-38
[19] S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan, (Jakarta:Yayasan Bina Kasih, 1998), 455-456
[20] John Balchin dkk, Intisari Alkitab Perjanjian Baru, 41-42
[21] Walter. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru, (Jawa Timur,Gandum Mas,2013), 36
[22] Adina Chapman, Pengantar Perjanjuan Baru, (Bandung:Kalam Hidup,1995), 44-45
[23] ...., Ensiklopedia  Alkitab Masa Kini: Jilid II M-Z,  (Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1998), 68
[24] Lukas Tjandra, Latar Belakang Perjanjian Baru I, (Malang:SAAT,1994), 20
[25] Merill C. Tenney,Survei Perjanjian Baru, (Malang:Gandum Mas,1997), 84
[26] Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, 23-24
[27] Lukas Tjandra, Latar Belakang Perjanjian Baru I, 162
[28] Lukas Tjandra, Latar Belakang Perjanjian Baru I, 68
[29] Merill C. Tenney,Survei Perjanjian Baru,  72
[30] Lukas Tjandra, Latar Belakang Perjanjian Baru I, 83
[31] C. Groenen OFM, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, 68
[32] I. Suharyo, Dunia Perjanjian Baru, (Yogyakarta:Kanisius,1992), 18
[33] C. Groenen OFM, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, 182-183
[34] C. Groenen OFM, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, 184-185
[35] H.V\D. Brink, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, 11
[36] …,  Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu, (Jakarta:YKBK/OMF,1998), 334
[37] Charles F. Pfeiffe, The Wycliffe bible commentary, (USA, The liturgical Press), 399
[38] Darmawijaya., "Kisah Para Rasul, Yogyakarta: Kanisius, 2006
[39] B.F. Drewes, Kisah Para Rasul, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia), 102-103
[40]  B.F. Drewes, Kisah Para Rasul, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia), 103
[41] A. Simanjuntak,Tafsiran Alkitab Masa Kini 3,(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1980),221
[42] J.H. Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2003), 694-695
[43] Barclay M. Newman dan Eugene A. Nida, A Translator’s Handbook of Acts, (Jakarta: PPC LAI, 2008), 153
[44] Kennth L.Bareclay,New International Version Bible Commentary,408
[45] William Bareclay, The Acts of The Aposles, (London: The saint Andrew Press, 1960), 42-43
[46] …., Kisah Para Rasul, ( Jakarta: LAI, 2008), 142
[47] Kennth L.Bareclay,New International Version Bible Commentary,404-409
[48] Dianne Bergant, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius,2002), 361
[49] Kennth L.Bareclay,New International Version Bible Commentary, 409
[50] Eka Darmaputra, Menjadi Saksi Kristus, 80
[51] Dianne Bergant, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius,2002),361 ,
[52] H. Tambur, Pedoman Penafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, (Jakarta: LAI dan Yayasan Kartidaya, 2008), 144  
[53] H.V.D. Brink, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2003), 85
[54] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,2012), 222

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trinitarianisme Sosial dan Trinitarianisme Posisi Tengah

BUKU pengajaran PAK untuk orang dewasa-beserta kotbah